Resmikan Perpustakaan Alawiyyin, Menag Ungkap Peran Kebangsaan Keturunan Arab

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meresmikan Maktabah Kanzul Hikmah di Kalibata. Perpustakaan ini didirikan oleh Majelis Hikmah Alawiyyah (MAHYA) pimpinan Habib Ahmad Ahmad bin Novel bin Jindan. Hadir juga, Dewan Pembina Majelis Hikmah Alawiyah Prof Quraish Shihab. 

Menurut Menag, peran sâdah dan asyrâf dalam penyiaran agama Islam di Indonesia menjadi fakta sejarah yang tidak terbantahkan, baik sebelum maupun setelah kemerdekaan. Dengan perantara mereka agama Islam tersiar di Nusantara. Sejak itu, Indonesia dikenal menjadi model penyebaran dakwah yang damai, tidak dengan senjata dan kekerasan.  

"Keramahan yang menjadi karakter dasar bangsa Indonesia dan kearifan para da`i penyebar Islam yang banyak berasal dari keturunan Arab, melahirkan wajah Islam Indonesia yang damai, moderat dan toleran," tutur Menag di Kalibata, Sabtu (29/06). 

"Bahkan, bukan hanya peran keagamaan, tetapi peran kebangsaan juga telah dilakukan oleh para keturunan Arab, terutama dari Hadramaut," katanya lagi.  

Kelahiran organisasi Rabithah Alawiyyah pada tanggal 27 Desember 1928, selang dua bulan setelah peristiwa sumpah pemuda, kata Menag, menunjukkan semangat nasionalisme masyarakat keturunan Arab yang telah memilih Indonesia sebagai tempat tinggal dan tanah air, untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.  

Pada 1 Agustus 1934, Harian Matahari Semarang memuat tulisan seorang peranakan Arab asal Ampel Surabaya, AR Baswedan, tentang orang-orang Arab. Dalam artikel itu terpampang foto AR Baswedan mengenakan blangkon. Dia mengajak keturunan Arab menganut asas kewarganegaraan ius soli: di mana saya lahir, di situlah tanah airku. Artikel yang berjudul “Peranakan Arab dan Totoknya” berisi anjuran tentang pengakuan Indonesia sebagai tanah air. Artikel itu juga memuat penjelasan tentang bagaimana sikap nasionalisme yang dianjurkan pada kaumnya.  

"Artikel ini dipilih oleh Majalah Tempo edisi khusus Seabad kebangkitan Nasional (Mei 2008) sebagai salah satu dari 100 tulisan paling berpengaruh dalam sejarah bangsa Indonesia," tegas Menag. 

Peran ini masih terus dilakukan oleh para habaib hingga saat ini. Oleh karenanya, sungguh tidak tepat bila ada yang masih mempertanyakan sikap nasionalisme para keturunan Arab, terutama dari kalangan Sâdah Bani Alawiy. Sebagai komunitas keturunan Rasulullah SAW para habaib mendapat tempat terhormat di hati banyak masyarakat Indonesia. Ini menjadi modal sosial yang besar dalam memberikan warna kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara di Indonesia.  

"Oleh karena itu, di kesempatan yang mulia ini, saya mengajak kita semua untuk ikut serta dalam membangun dan meningkatkan kualitas kehidupan beragama di Indonesia," tutur Menag. 

Ketua Umum Majelis Hikmah Alawiyah, Habib Ahmad bin Novel bin Jindan mengatakan, Maktabah Kanzul Hikmah merupakan perpustakaan pertama di Indonesia yang fokus pada karya-karya Alawiyin dan karya ulama yang berhubungan dengan Alawiyyin.  

"Saat ini Maktabah Kanzul Hikmah telah memiliki koleksi mencapai 12.000 judul. Dari 12.000 judul tersebut, banyak yang masih berupa teks tulisan tangan atau manuskrip yang didapat dari perpustakaan pribadi," ujarnya. 

Alawiyyin adalah sebutan yang merujuk kepada keturunan Imam Al Arif billah Asy Syarif Alawi bin Ubaidillah bin Al Imam Ahmad Al Muhajir, keturunan dari Nabi Muhammad SAW. 

Dari keturunan Imam Al Arifbillah Asy Syarif Alawi bin Ubaidillah bin Al Imam Ahmad Al Muhajir inilah dakwah Islam kemudian menyebar ke nusantara melalui peran Walisongo dan juga orang-orang saleh yang bermukim di Nusantara sejak beratus tahun silam. 

Para keturunan (Saadah) Alawiyyin juga banyak melahirkan kitab-kitab agama yang memiliki kandungan ilmu sangat tinggi. Kitab-kitab tersebut kini menjadi warisan yang sangat berharga bagi generasi penerus dakwah Islam seperti yang berada di Maktabah Kanzul Hikmah milik Majelis Hikmah Alawiyah.(p/ab)